Kamis, 06 Mei 2010

ayam serama

Kapanlagi.com - Ayam hias serama asal Malaysia yang dikategorikan sebagai ayam terkecil di dunia oleh American Poultry Association (APA) dan dibawa ke Indonesia pada 2000, kini mulai banyak digemari masyarakat meski harganya mahal.

"Penggemar ayam hias serama kini tidak hanya di Jakarta tapi tersebar di Bandung, Yogyakarta, Blitar, Surabaya, bahkan beberapa daerah di luar Jawa," kata pembudidaya ayam serama, Rudiasfie Sjofinal, di Jakarta, Selasa (08/08).

Dia mengatakan, sejak mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia empat tahun silam pada pameran Flona di Lapangan Banteng, animo masyarakat untuk membeli ayam yang beratnya 180-350 gram itu sangat tinggi.

Menurut dia, sudah menjadi sifat dasar masyarakat Indonesia untuk menyukai unggas jenis ayam sehingga saat diperkenalkan ayam serama yang mini dan unik mereka sangat tertarik dan dengan mudah menerimanya.

Meskipun kecil, ayam serama bernilai jual tinggi. Harga terendah serama yang baru ditetaskan berkisar Rp500.000. Itu untuk ayam yang berasal dari golongan biasa. Untuk ayam keturunan juara (menjuarai kontes yang sering diselenggarakan), harganya semakin tinggi.

"Baru ditetaskan saja sudah berharga Rp5 juta hingga Rp20 juta. Bahkan untuk keturunan juara, ayam yang masih belum ditetaskan pun biasanya sudah memiliki harga tertentu," katanya.

Dia mengatakan, para penggemar biasanya menganggap ayam serama sebagai binatang langka yang unik dan lucu.

"Kalau yang namanya hobi kadang harga mahal tidak dipermasalahkan," katanya.

Asal mula ayam serama masih menjadi bahan perdebatan. Sejumlah orang di Malaysia berpendapat ayam tersebut sudah ada sejak dahulu dan merupakan varietas tersendiri serta bukan hasil silangan dari ayam mana pun.

Namun, sejumlah orang yang lain berpendapat ayam serama didapat dari hasil silangan yang dilakukan seorang warga Kelantan, Malaysia, Wee Yean Een, pada 1971.

Wee menyilangkan ayam kaki panjang dengan ayam silkie dari India kemudian disilangkan lagi dengan jenis katai Jepang sehingga tercipta ayam berke pala kecil, sayap menggantung, ramping, dada menonjol, serta ekor menjulang ke atas.

Kini serama makin populer di kalangan penggemar binatang peliharaan dan unggas hias. Bahkan organisasi Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia (P2ASI) telah didirikan sejak 2003 sebagai wadah pecinta ayam-ayam tersebut di Indonesia.

"Salah satu kegiatan kami menyelenggarakan kontes cantik-cantikkan ayam serama sebulan sekali. Salah satu tujuannya untuk memperkenalkan serama kepada masyarakat dan menaikkan harga ayam tersebut kalau berhasil juara," katanya.

Ita, warga Tangerang mengatakan ayam serama adalah ayam terunik yang pernah dilihatnya.

"Saya belum pernah melihat ayam serama sebelumnya. Ternyata benar-benar seperti miniatur ayam biasa," katanya.

Sementara itu, Adit yang tinggal di Jayapura, Papua, sengaja datang ke Jakarta untuk membeli ayam serama.

"Saya membaca tentang ayam serama di media dan saya sangat tertarik untuk membelinya," katanya.

Dia mengatakan, serama merupakan ayam langka yang harus dibudidayakan agar tidak punah dan dia ingin menjadi salah satu pelestarinya. (*/rit)